Minggu, 11 Januari 2015

Untuk Seseorang 4

Kini aku tak benar-benar mengerti, apa yang dimau oleh waktu
Seakan terencana sebuah sesuatu yang memang tersembunyi
Menguak setiap gerakan untuk melewati apapun yang terpancar
Seolah menuntun kepada tujuan awal tanpa pemberitahuan

Aku yang menunggu, dengan penantian busuk tercecah merka
Menggodok rasa yang sesungguhnya telah tercipta
Hingga kesadaran terbagi dua sisi untuk melangkah
Saat sepi mengganggu, ketika muak menyelimuti
Semua segenap hilang meski lama bersemanyam

Hanya dengan tegur sapa, hanya dengan pertemuan
Yang sekedar bercampur senyuman indah tertatap mata
Jelas ini CINTA yang tak terhingga, tak mampu ditelaah
Maka seyogyanya 'Yodik Oida' harus melakukan pergerakkan
Meski terasa sulit, namun begitu nyaman melekat
Melilit sebuah hati kecil yang memiliki rasa yang sangat besar

Untuk direalisasikan kepadanya, kepada dia yang membuat
Perubahan yang amat lengkap menuju kebaikkan
Ragaku tak bisa lepas dari wajahnya yang indah
Wajah yang begitu menyulitkan, lalu ku tak berdaya
Untuk menggoyangkan lidah, berbicara sepatah kata

Konyol memang, sepele luar biasa
Culun punya, cemen kadaluwarsa
Maka terkaan bahagia hadir lewat aksara cerita

Tak perlu dia mengetahui, seseorang inilah yang
Sepantasnya akan membuat kesempurnaan yang
Melengkapi setiap kekurangan dan kelebihan yang
Menyatu melalui metamorforsa kisah yang mengudara

Tak perlu dia menyambut, lalu menggenggam hingga
Akan membalas dengan pemikiran yang terolah pada logika
Memutar-mutar dikepala hingga turun kedasar hati
Bersarang dan bercampurlah perasaan yang sama

Hanya ingin dia datang dan sadar lalu mengutarakan
Isi dari suatu hal yang tulus mencintai dan menyayanginya
Tanpa paksaan, tanpa adanya dorongan apapun
Cukup. Harapanlah yang berperan dalam keistimewaanya

Andai. Andai peristiwa itu sebenarnya terealisasikan
Bukan. Bukan hanya pas dalam angan-angan
Bila. Bila saja dia menangkap semua yang ada
Didalam hati, dalam amukan jiwa terpendam
Dan mencoba melepaskan jeratan demi jeratan
Yang mengikat erat, seerat-eratnya himpitan

Jika ini memang jalannya. jika memang seperti ini
Seharusnya, biarkan semua akan indah dengan waktunya
Demi tatapan bulat panorama penglihatannya
Demi garis lengkung manis senyumannya
Demi lekukan indah postur tubuhnya
Demi mu Tuhan sungguh analisa ini buta
Diagnosapun tak dapat menggambarkan
Sesuatu apapun meski riset penelitian memakan
Waktu lama, waktu yang tak ada habisnya

Demi mu Tuhan..
Dia memang maha karyaMu yang tak mampu
Membuatku mengucapkan kata-kata;

http://kidoyadio.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar